Senin, 10 September 2012

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN


Nama Penyusun :

1.        Anggi Chikitta Simatupang      101434032

2.        Indah Ayu pradini                     101434033

 

Perkembangan Ilmu : Mitologi-Ilmu Empiris-Ilmu Teoretis

 

PENDAHULUAN

Tugas manusia pada dasarnya adalah mengerti segenap gejala yang ditemuinya dalam kehidupan untuk mampu menghadapi masalah-masalah yang ditimbulkannya. Hal inilah yang menjadi dasar terbentuknya ilmu. Namun dari mana ilmu berasal? Dan apakah ilmu itu berkembang? Pertanyaan inilah yang mewakili dasar pemikiran penyusun dalam menyusun paper ini. Kita perlu mengetahui dari mana ilmu berasal. Ilmu yang kita miliki sekarang bukan semata-mata ada begitu saja. Namun ilmu yang sekarang kita miliki merupakan perkembangan ilmu dari jaman dahulu yang bermula dari mitologi.

 

TUJUAN PAPER

Tujuan pembuatan paper ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan mengetahui perkembangan ilmu, kita dapat mengetahui akar atau cikal bakal dari ilmu pengetahuan agar kita dapat menghargai upaya penemu ilmu pengetahuan. Kemudian dapat memunculkan cara pandang baru (tidak meremehkan) terhadap mitos yang merupakan awal bermulanya ilmu pengetahuan. Dan mahasiswa dapat menyebutkan contoh dari masing-masing perkembangan ilmu.

 

ISI PAPER

Mitologi

Perkembangan ilmu bermula pada jaman animisme. Pada jaman ini manusia menghubungkan hal-hal yang mereka alami dengan suatu kepercayaan atau mitos. Apa sebenarnya arti kata mitos dan mitology? Kata mitologi, berasal dari bahasa Inggris “myth” diartikan sebagai sembarang kisah atau cerita fiksi (tidak nyata/hayalan/dongeng) atau kejadian, teori dan kepercayaan dan lain-lain yang tidak bersifat ilmiah. Terjadinya ilmu mitologi karena ada rasa ingin tahu sehingga terjadi upaya awal untuk memahami dan menjelaskan realita. Pengetahuan mitologis dapat dikatakan irasional, sehingga orang yang menerima penjelasan dituntut untuk percaya begitu saja. Sifat khas pengetahuan mitologis adalah tidak didukung data empiris, sehingga sulit dibuktikan secara objektif.

Contoh :

1.   Masyarakat jawa terutama dipedesaan orang tua-tua masih percaya bahwa ketika terjadi gerhana bulan mereka harus memukul kentongan secara beramai-ramai agar bulan keluar lagi. Mitosnya adalah bahwa gerhana bulan terjadi karena bulan dimakan raksasa (Betara Kala).

Dari contoh diatas masyarakat jawa ingin mengungkapkan hal yang mereka temui, Mereka berupaya untuk memahami dan menjelaskan kejadian/realita tersebut dengan menghubungkannya dengan mitos.

 

Ilmu Empiris

Ilmu empiris adalah ilmu yang bertitik tolak pada pengalaman indrawi. Pengalaman indrawi diartikan sebagai sentuhan, penglihatan, penciuman, pengecapan seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Dengan demikian pengalaman indrawi dari seseorang berkaitan dengan objek penelitian yang sifatnya sangat konkret dan faktual. Masyarakat jawa biasa menyebutnya dengan “ilmu titen” atau mencermati hal-hal dengan lebih mendalam dan tetapi bukan dalam satu waktu. Inilah kemudian yang memunculkan ilmu empiris.

 Lambat laun manusia menyadari bahwa gejala alam dapat diterangkan sebab musababnya. Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan terhadap mitologi atau tahayul yang irrasional.  Dengan ini ilmu empiris bertujuan untuk hal-hal praktis untuk mengatasi masalah.

Perkembangan ke arah ini berlangsung lambat. Perkiraan yang kasar dan tidak sistematis secara lambat laun memberi jalan kepada observasi yang lebih sistematis dan kritis. Tingkat empiris, dimana ilmu terdiri dari hubungan empiris yang ditemukan dalam berbagai gejala dalam bentuk-bentuk “X menyebabkan Y” tanpa mengetahui mengapa hal ini terjadi.

Jadi, pada contoh terjadinya gerhana bulan tersebut seseorang mulai mengetahui bahwa terjadinya gerhana bulan bukan karena bulan dimakan raksasa. Mereka mulai titen dengan kebiasaan saat munculnya gerhana bulan, yaitu biasanya gerhana bulan muncul ketika sedang bulan purnama dan air laut biasanya naik. Namun hal yang mereka ungkapkan belumlah sistematis.

 

 

 

Ilmu Teoritis

Tingkat yang paling terakhir dari ilmu adalah ilmu teoritis, dimana hubungan gejala yang ditemukan dalam  ilmu empiris diterangkan dengan dasar suatu kerangka pemikiran tentang sebab-musabah. Munculnya ilmu teoritis karena semakin berkembangnya dunia keilmuan sehingga mengalami perkembangan dengan munculnya cabang-cabang keilmuan. Perkembangan ilmu terjadi karena berkat penerapan metode empiris yang makin cermat serta pemakaian alat-alat keilmuan yang lebih lengkap. Ilmu teoritis disebut juga dengan teori induktif. Teori induktif  adalah sebuah metode yang digunakan dalam ilmu empiris yang mencoba menarik kesimpulan dari penalaran yang bersifat umum untuk sampai pada penalaran yang khusus sifatnya.

 Ilmu teoritis dapat memperpendek proses untuk sampai pada pemecahan masalah. Jika seseorang mengerti apa penyebab terjadinya sesuatu, maka dia dapat mencegah agar masalah tersebut tidak kembali terjadi. Ilmu teoritis dimulai dari fakta, menyampaikan sifat kedirian, mengutamakan pemikiran logik dan netral. Setelah mengenal adanya pengetahuan yang bersifat empiris, maka pengetahuan empiris tersebut harus dideskripsikan sehingga kita dapat mengenal pengatuhan teoritis.

Pengalaman yang bersifat indrawi belumlah cukup untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. Pengalaman indrawi tersebut harus mengalami proses ilmiah yang lebih lanjut, dan hal ini dikenal sebagai proses metodologis. Proses metodologis adalah suatu proses kerja didalam kegiatan ilmiah, misalnya (dalam suatu laboratorium) untuk mengelola gejala-gejala pengetahuan dan bertujuan mendapatkan kebenaran dari gejala-gejala tersebut.

Contoh :

·      Penyebab terjadinya gerhana bulan adalah pada saat kedudukan bumi berada tepat di antara matahari dan bulan sehingga membentuk garis lurus dan cahaya dari matahari yang menyinari bulan terhalang oleh planet bumi. Karena pengaruh gravitasi bulan menyebabkan kekuatan gravitasi bumi semakin berkurang, jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi gerhana bulan maka permukaan air laut akan cenderung mengalami pasang maksimal. Jika dikaji, pada saat terjadi gerhana bulan, posisi Bulan-bumi-matahari sejajar maka akan ada titik dimana gravitasi bumi, bulan dan matahari sejajar, kekuatan gravitasi dari ketiga benda langit tersebut berbeda tergantung jarak ketika ketiganya berjajar. Pengaruh dari gaya gravitasi bulan-bumi-matahari inilah yang ikut mempengaruhi naik dan surutnya air laut.

·      Memanipulasi situasi misalnya rekayasa genetika

Berkat temuan rekayasa genetika oleh Mendell, teori itu dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memanipulasi situasi pada jaman sekarang. Contohnya adalah beberapa tumbuhan yang dikawin silangkan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

 

 

KESIMPULAN

 

Perkembangan ilmu dimulai dari mitologi/mitos yang mengandung kepercayaan. Kemudian berkembang lagi menjadi ilmu empiris yang menekankan pada pengamatan dan pengalaman indrawi yang mementingkan objek, perkiraan kasar dan tidak sistematis. Tingkat yang paling terakhir dari ilmu adalah ilmu teoritis, dimana hubungan gejala yang ditemukan dalam ilmu empiris diterangkan dengan dasar suatu kerangka pemikiran tentang sebab-musabah sebagai langkah untuk meramalkan dan menentukan cara untuk mengontrol kegiatan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Susiasumantri, Jujun 1997. Ilmu dalam perspektif. Yayasan Obor Indonesia.

 

Anonim. Filsafat Ilmu. Diakses dari http://bab-3-filsafatilmu&sugexp=chrome,mod=3&sourceid=chrome&ie=UTF-8 pada tanggal 30 September 2012

 

Fathurrahman, Arief. 2011. Perjalanan tongkat estafet ilmu pengetahuan dari mitos ke logos. Diakses dari http://ayieffathurrahman.wordpress.com/2011/01/12/perjalanan-t0ngkat-estafet-ilmu-pengetahuan-dari-mitos-ke-logos/ pada tanggal 30 September 2012.

 

1 komentar:

  1. thank you for sharing, mbaknya :)
    it's very useful :))

    *working on FIP assignment*

    BalasHapus